PERADABAN SEBAGAI CITA-CITA FORMATIF
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebuah susunan masyarakat akan dapat dikenal luas di
seluruh dunia apabila memiliki catatan cerita yang dianggap penting dan membawa
perubahan . Catatan tersebut tentunya akan dapat dikenal secara turun menurun
dari masa ke masa oleh goresan tulisan yang dinamakan sejarah. Bauer berpendapat bahwa Sejarah ialah suatu ilmu
pengetahuan yang berikhtiar untuk melukiskan dan dengan penglihatan yang simpatik
menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadi perubahan karena adanya
hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya. Melihat dampaknya pada
masa-masa berikutnya atau yang berhubungan dengan kualitas mereka yang khas dan
berkonsentrasi pada perubahan-perubahan yang temporer dan di dalam hubungan
terhadap yang tidak dapat diproduksi kembali.
Kebanyakan sejarah yang ditulis memiliki latar
belakang yang mendasarinya. Seperti halnya penulisan sejarah atas permintaan Raja, dipengaruhi oleh
lingkungan budanya, politik ataupun etnosentrisme.[1]
Ada beberapa objek sejarah yang menarik untuk dibaca dan diteliti lebih lanjut. Salah satunya yakni mengenai
perkembangan Peradaban suatu Bangsa. Hal ini menjadi sangat penting karena kita
dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari peristiwa penting yang terjadi pada
masa lalu. Lebih lanjut untuk suatu Bangsa hal tersebut akan sangat penting
agar bangsa tersebut dapat mencontoh kehebatan ataupun mengambil pelajaran dari
kemunduran dari peradaban suatu bangsa.
Peradaban muncul dari sebuah kebudayaan yang
berkembang sangat masif, pengaruh sebuah
peradaban di dunia biasanya akan dijadika tolok ukur sebuah keberhasilan suatu
peradaban. Peradaban Islam pernah mencapai puncak kejayaan beratus tahun lalu.
Dikala Islam masih dipimpin oleh pemimpin yang bijaksana dan dengan segala
kemampuan memanage rakyatnya.
Sehingga rakyat yang dipimpin merasa nyaman dan jarang akan melakukan
pemberontakan. Jika hal itupun terjadi maka pemimpin mereka akan menanganinya.
Karenanya pula dengan kerja keras lebih Islam pada zaman dahulu dapat meluaskan
wilayah kekuasaan ke berbagai penjuru.
istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Peradaban
berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur,
mulia, berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia.
Huntington (2001) mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the
highest social grouping of people and the broadest level of cultural identity
people have short of that which distinguish humans from other species.[2]
Berdasarkan hal tersebut, peradaban menjadi salah
satu cita-cita yang diharapkan oleh semua bangsa di seluruh belahan bumi ini.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud Peradaban?
2. Apa
saja faktor pembentuk Peradaban?
3. Mengapa
Peradaban dijadikan sebagai cita-cita formatif?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penjelasan
Peradaban
Peradaban
Islam adalah terjemahan dari istilah Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Kata ini
juga sering di istilahkan dalam bahasa Indonesia yaitu Kebudayaan Islam. Namun
perkembangan ilmu Antropologi yang berkembang sekarang memisahkan definisi
antara keduanya. Kebudayaan diartikan sebagai bentuk ungkapan tentang semangat
mendalam suatu masyarakat. Sedangkan Peradaban lebih diartikan sebagai
manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis.dalam bahasa inggris
punkedua hal ini dibedakan dengan istilah civilization
dan culture. Namun tetap saja
keduanya tetap terkait satu sama lain, dalam
pembahasan Peradaban Islam. Dia tidak dapat berdiri sendiri karena Kebudayaan Islam berperan sebagai
landasannya, sedangkan yang menjadi landasan Kebudayaan Islam adalah Agama. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwa Islam
disini bukanlah kebudayaan, namun bisa melahirkan kebu dayaan.[3] Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa peradaban adalah
sekumpulan dari bentuk-bentuk kemajuan, baik yang berupa kemajuan bendawi, ilmu
pengetahuan, seni, sastra, maupun sosial, yang terdapat pada suatu masyarakat
atau pada masyarakat yang serupa.
beberapa
ahli yang menjelaskan pengertian peradaban antara lain :
·
Oswald
Spengl yang mengatakan bahwa kebudayaan adalah wujud dari
seluruh kehidupan adat, industri filsafat dan sebagainya, sedangkan peradaban
adalah kebudayaan yang tidak tumbuh lagi atau sudah mati.
·
Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban
untuk menyebut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti
misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian
menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan
masyarakat kota yang maju dan kompleks.
·
Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban
sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam
urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan keseluruhan
kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku,
atau agama, yang membedakannya dari yang lain, tetapi tidak monolitik dengan
sendirinya. Pendekatan terhadap peradaban bisa dilakukan dengan menggunakan organisasi
sosial, kebudayaan, cara berkehidupan yang sudah maju, termasuk system IPTEK
dan pemerintahannya.
·
Damono, 2001 menyatakan Adab berarti
akhlak atau kesopanan dan kehalusan budi pekerti.
·
Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban
adalah perkembangan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya.[4]
B. Faktor Pembentuk Peradaban
Tumbuh berkembangnya sebuah peradaban sangat
ditentukan oleh tersedia atau tidaknya faktor-faktor pembentuk peradaban
tersebut. Apabila faktor-faktor ini tersedia dengan baik, sebuah peradaban akan
dapat tumbuh dan berkembang. Tapi, apabila faktor-faktor ini tidak lagi
tersedia, maka pertumbuhan peradaban tersebut akan terhenti, bahkan bisa jadi
punah. Berikut ini akan kita bicarakan faktor-faktor utama pembentuk peradaban
tersebut secara ringkas.
a. Faktor geologis
Perkembangan sebuah peradaban mensyaratkan adanya tanah yang subur untuk
lahan pertanian dan atau barang tambang yang dikandung oleh perut bumi, selain
juga mensyaratkan amannya daerah tempat peradaban tersebut tumbuh. Pertumbuhan
peradaban manusia sangat ditentukan oleh kondisi geologis kulit bumi, baik
bagian luar maupun bagian dalam. Pada Zaman Es (Glacial Epoch / Ice Age),
misalnya, di saat permukaan bumi hanya menyisakan sedikit ruang bagi manusia
untuk bergerak, peradaban manusia belum tumbuh. Kesuburan tanah dalam hal ini
sangat menentukan tumbuh berkembangnya peradaban. Demikian juga kekayaan yang
dikandung oleh perut bagian bumi yang dihuni oleh satu etnis, terutama setelah
manusia memiliki cukup kemampuan untuk mengeksploitasi dan mengeksplorasi kekayaan
tersebut. Pergeseran kulit bumi bagian dalam pun juga sangat menentukan hidup
matinya sebuah peradaban, karena pergeseran ini apabila terjadi secara drastis
cukup untuk menjadi sebab hancurnya sebuah peradaban.
b. faktor geografis
Perubahan suhu global yang melanda bumi, yang berimbas pada
perubahan curah hujan, sangat berpengaruh bagi hidup-matinya sebuah peradaban.
Sebuah peradaban yang dulu berkembang pesat bisa hancur dan punah disebabkan
karena langit tak lagi meneteskan air, seperti yang dialami oleh Peradaban
Mesopotamia.
Posisi suatu daerah dari peta perdagangan dunia juga sangat berpengaruh
bagi maju-mundurnya suatu peradaban. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan
ekonomi sangat ditentukan oleh laju pertukaran komoditi dari dalam daerah ke
luar dan sebaliknya. Sebuah daerah yang terletak pada jalur perdagangan dunia
lebih memiliki kesempatan untuk maju bila dibandingkan dengan daerah yang jauh
dari jalur perdagangan tersebut. Inilah yang menyebabkan kenapa
peradaban-peradaban lama yang kita kenal—seperti Yunani Kuno, Mesir Kuno, Cina
Kuno, dan lain-lain—selalu terletak di pesisir dengan pantai yang landai atau
di lembah sungai yang memungkinkan berlabuhnya armada-armada dagang.
c. Faktor Ekonomi
Tumbuhnya
sebuah peradaban mensyaratkan adanya sumber ekonomi yang mapan dan stabil. Oleh
karena itulah perkembangan sebuah peradaban selalu di awali dengan berubahnya
cara hidup sebuah suku atau etnis dari berpindah-pindah, menuju cara hidup yang
menetap. Bentuk yang paling jelas dari apa yang baru saja kita sebut ini adalah
perpindahan dari cara hidup berburu menuju cara hidup bertani yang melahirkan
budaya desa menuju perkotaan melalui perdagangan. Perpindahan untuk menetap
inilah yang membuka jalan bagi manusia untuk belajar hidup secara teratur dan
sistematis, sehingga dengan demikian potensi yang dimilikinya tidak hanya
digunakan untuk sekedar bertahan hidup, tapi juga berusaha untuk mencapai
kesempurnaan hidup.
d. Faktor
Immaterial
Kebangkitan
sebuah peradaban mensyaratkan adanya peraturan-peraturan pemerintahan yang
mengatur hubungan antara satu anggota masyarakat dengan lainnya, antara anggota
masyarakat dengan negara, dan seterusnya. Peraturan-peraturan ini selalu kita
temukan dalam peradaban-peradaban lama, meskipun dalam bentuk yang masih sangat
sederhana dan dengan kekuatan sangat lemah, sehingga kehidupan masyarakat pada
saat itu lebih dekat pada ketidakteraturan dari pada keteraturan, seperti
keadaan Peradaban Romawi pada masa kebangkitan. Persatuan
bahasa juga sangat penting bagi tumbuhnya satu peradaban. Bahasa adalah alat
komunikasi langsung antara seseorang dengan lainnya. Lebih jauh lagi, bahasa
sebenarnya tak lain adalah bentuk lahir dari kerja otak (baca: berpikir). Oleh
karena itulah, persatuan bahasa sangat membantu terlaksananya pertukaran
pemikiran dan trasformasi pengetahuan antara satu individu dengan yang lain. Dibutuhkan juga
nilai-nilai moral yang mengikat antara satu individu dengan individu yang lain,
sehingga tercipta dalam kehidupan sebuah aturan yang diakui keberadaannya oleh
semua anggota masyarakat.
Nilai-nilai moral inilah yang membuat perilaku masyarakat menjadi lebih teratur
dan terarah pada satu tujuan yang sama. Dari sini dapat kita lihat pentingnya
keyakinan terhadap hal-hal yang berada di balik materi (baca: agama), karena
keyakinan ini sangat membantu terbentuknya nilai-nilai moral dalam kehidupan
masyarakat. Kemudian, untuk menjamin tetap eksis dan berkembangnya sebuah peradaban,
dibutuhkan adanya pendidikan. Yang dimaksud dengan pendidikan di sini adalah
sarana.[5]
Selain itu juga ada perkembangan sebuah peradaban yang mengalami berbagai
tahapan.
Menurut Arnold Y.Toynbee, seorang sejarawab asal
Inggris, lahirnya peradaban itu diuraikan dengan teori challenge and
respons. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia
yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi dan menaklukan, dan
mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan
melestarikan kelangsungan hidup. Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan.
Ada alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan
gempa atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat
maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam menangggapi alam tersebut,
begitu pun sebaliknya.
Alvin
Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban
masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981),
ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini
telah mengalami tiga gelombang, yaitu:
- Gelombang I, peradaban
teknologi pertanian, dalam gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan
teknologi pertanian, berlangsung mulai 800 SM–1500 M. Dimana manusia
memutuskan untuk menetap dalam mengembangkan suatu lahan. Sehingga
melahirkan budaya desa.
- Gelombang II, peradaban
teknologi industri, masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap,
berlangsung mulai 1500 M-1970 M. Peradaban ini sudah mengenal mesin mesin
yang tidak hanya menggantikan tenaga manusia namun juga panca indera
sehingga pada masa ini pabrik merupakan peningkat kesejahteraan masyarakat
khususnya dieropa.
- Gelombang III, peradaban
informasi, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan
manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, berlangsung mulai 1970
M-sekarang. Peradaban ini adalah revolusi informasi
yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia
untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang. Contoh dalam penerbangan,
angkasa luar dan prosesing data.
b. Tujuan Peradaban
Tujuan
dari Peradaban adalah agar manusia mampu memahami dirinya sebagai mahluk yang
beradab serta meyakini bahwa peradaban merupakan wujud kebudayaan sebagai hasil
kreatifitas manusia, sekaligus mempengaruhi serta menjadi pedoman bagi
hidupnya. Peradaban juga memberi dampak terhadap generasi selanjutnya mengenai
kedudukan kebudayaan dan keberhasilan suatu massa tertentu. Seperti contoh batu
nisan yang menjadi awal kebudayaan Islam dalam bidang seni masuk ke Indonesia.
Dimana bentuk makam dari permulaan abad masuknya islam menjadi contoh model
bagi makam islam kemudian, hal ini disebabkan karena sebelum islam tidak ada
makam. Orang budha dan hindu jenazahnya dibakar dan abunya dibuang kelaut.[6]
C.
Mengapa
Peradaban dikatakan sebagai ekspresi cita-cita formatif?
Hal penting yang mesti ditekankan disini adalah arti
dari peradaban itu sendiri. Peradaban sebuah bangsa tidak terjadi dengan
sendirinya, namun melalui proses beratus tahun bahkan ribuan tahun untuk menyebutnya
sebagai sebuah peradaban. Disini saya akan mengkategorikan peradaban
berdasarkan wilayahnya. Yakni ada Peradaban ‘Barat’ dan Peradaban Islam.
1. Peradaban
Barat
a. Peradaban
Yunani
Peradaban
dari dunia Barat yang paling tersohor higga sekarang adalah peradaban bangsa
Yunani. Negara yang sering disebut dengan Negrinya para Dewa ini memang sangat
mencuri perhatian masyarakat dunia bahkan hingga sekarang. yunani kunolah yang berhasil
membangun peradaban tersebut. yunani kuno adalah peradaban dalam sejarah yunani yang dimulai dari
periode yunani arkais pada abad ke-8
sampai ke-6 sm, hingga berahirnya zaman kuno dan dimulainya abad pertengahan awal.[1]peradaban ini
mencapai puncaknya pada periode yunani klasik, yang
mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 sm. pada periode klasik ini yunani
dipimpin oleh negara-kota athena dan berhasil menghalau serangan kekaisaran persia. masa
keemasan athena berakhir dengan takluknya athena kepada sparta dalam perang peloponnesos pada tahun 404 sm. seiring penaklukan oleh Aleksander agung,
kebudayaan yunani, yang dikenal sebagaiperadaban hellenistik, berkembang mulai dari asia tengah sampai ujung barat Laut Tengah.
Istilah "Yunani Kuno" diterapkan pada wilayah yang
menggunakan bahasa Yunani pada Zaman Kuno. Wilayahnya tidak hanya terbatas pada semenanjung
Yunani modern, tapi juga termasuk wilayah lain yang didiami
orang-orang Yunani, di antaranya Siprus dan Kepulauan Aigea,
pesisir Anatolia (saat itu disebut Ionia), Sisilia dan bagian selatan Italia (dikenal sebagai Yunani Besar), serta
pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Kolkhis, Illyria, Thrakia, Mesir,Kyrenaika, Galia selatan, Semenanjung Iberia timur dan timur laut,Iberia, dan Taurika.[7]
Hasil-hasil peradaban penting Yunani Kuno, antara lain
sebagai berikut :
a). Sistem Pemerintahan
Di Yunani terdapat dua polis besar, yaitu Sparta dan Athena.
Kedua negara kota (polis) itu memiliki karakter yang berbeda, Sparta merupakan
pemerintahan militer yang ketat, sedangkan Athena merupakan negara yang
Demokratis. Dari dua polis itulah peradaban Yunani itu lahir dan kemudian
berkembang di dunia.
b). Kesusastraan
Yunanai melahirkan beberapa tokoh sastrawan terkenal,
misalnya Homerus dengan karyanya Ilias dan Odysse, yang berisi cerita
kepahlawanan. Tokoh lain seperti Thucydides dan Herodotus terkenal sebagai
sejarawan.
c). Filsafat
Ilmu induk dari segala ilmu ini juga terlahir di negara ini.
Berawal dari ilmuan bernama pythagoras yang pertama kali mencetuskan istilah
ini kemudian muncul banyak filsuf, seperti seperti
Socrates, Plato dan Aristoteles dan masih banyak lagi.
d). Ilmu Pengetahuan
d). Ilmu Pengetahuan
Berkembangnya filsafat telah mendorong lahirnya ilmu
pengetahuan. Beberapa cabang ilmu telah berkembang di masa itu, seperti ilmu
ukur, astronomi dan geografi, kedokteran serta sejarah.
e). Seni Arsitektur
e). Seni Arsitektur
Bangsa Yunani telah
membangun gedung-gedung yang megah dan kuil-kuil yang sangat indah
f). Sarana Angkutan dan Persenjataan
f). Sarana Angkutan dan Persenjataan
Bangsa Yunani telah membangun perahu-perahu, baik untuk
keperluan perdagangan maupun peperangan. Mereka juga telah membuat persenjataan
perang yang lengkap.
b. Peradaban
Romawi
Romawi terletak di semenanjung Apenia atau Italia dan Pulau Sisilia
serta Pulau Sardinia. Di semenanjung Apenia ini pada masa kuno telah berkembang
suatu peradaban tinggi, yaitu peradaban Romawi Kuno.
Bangsa
Romawi terbentuk oleh percampuran antara penduduk asli dengan para pendatang
dari suku-suku nomad dari bagian utara dan di sekitar Laut Kaspia. Salah satu
suku yang terkenal adalah suku Etruska. Mereka suka berperang dan terus
mendesak dan kemudian menguasai daerah Latiun ( Romawi ) dan sekitarnya. Para
pendatang itu kemudian membentuk polis-polis, satu di antaranya Roma.
Semula
bangsa Romawi hidup sebagai petani dan peternak, namun setelah Romawi menjadi
ramai, maka perdagangan berkembang pesat. Pelabuhan-pelabuhan sekitar laut
Tengah kemudian menjadi daerah yang ramai, dan membentuk perekonomian Romawi
selanjutnya.
Kebudayaan
Romawi merupakan salah satu dasar bagi pembentukan peradaban Barat Modern
sekarang ini.hasil-hasil kebudayaannya meliputi berbagai hal, seperti sistem
pemerintahan, sistem kepercayaan, ilmu pengetahuan, bahasa dan seni sastra,
hukum, serta arsitektur.
a) Sistem Pemerintahan
Bangsa Romawi telah
memperkenalkan sistem Republik yang Demokratis dan dikendalikan oleh pemerintah
pusat dengan perangkat pemerintahan yang lengkap seperti Konsul, Tribun, DPR,
serta Pontifek Maximus. Administrasi pemerintahan diselenggarakan dengan tertib
dan rapi.
b) Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan berkembang
pesat di Romawi Kuno, dan berbagai jenjang pendidikan telah diadakan dengan
selengkap-lengkapnya.. Kurikulum sekolah-sekolah itu telah mengajarkan bahasa
Latin, dan Yunani, cara membuat obat-obatan, patritisme dan cara berpidato
c) Bahasa dan Seni sastra
Bahasa Latin
berkembang di Eropa menjadi bahasa induk dari bahasa-bahasa di Eropa, seperti
Italia, Spanyol, Portugis, Perancis, dan Rumania. Selain itu, seni sastra maju
pesat, sehingga kemudian muncul tokoh-tokoh sastra seperti: Tetius, Heracius,
Ovidius,sert Virgilius
d) Bidang Hukum
Bangsa
Romawi menciptakan dan telah menerapkan sistem hukum yang kemudian banyak
dijadikan pegangan bagi negara-negara di Eropa, asia, Amerika dan Australia
e) Seni Arsitektur
Bangsa
Romawi Kuno telah mampu membangun gedung-gedung indah dan megah, misalnya
Coloseum dan Amphitheater, Parthenon, dan sebagainya. Bangunan-bangunan itu
sebgian masih bisa kita saksikan sisa-sisanya hingga saat ini.
2. Peradaban
Islam
Islam
adalah sebuah Agama, namun lebih dari itu Islam berkembang menjadi sebuah
peradaban yang cukup mendapat sorotan dunia. Menurut A. R. Gibb, bahwa Islam
sesungguhnya lebih dari sekedar agama, Ia adalah peradaban yang sempurna.
Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama
Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban
Islam.
Lalu muncullah
periodisasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah yang mengkaji
peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolok ukur yang bermacam-macam.
Secara umum sejarah peradaban Islam, terbagi menjadi sepuluh periodisasi antara
lain:
a. Periode Nabi Muhammad dan kebangkitan islam (571-632 M)
b. Periode Khulafa al-Rosyidin (632-661 M)
c. Zaman Bani Ummayyah (661-749 M)
d. Zaman Abbasiyah I (750-847 M)
e. Zaman Abbasiyah II (847-1055 M)
f. Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M)
g. Timur tengah setelah baghdad jatuh (1258-1520 M)
h. Timur tengah sampai abad -18 (1520-1800 M)
i. Timur tengah pada abad -19 dan ke-20 sampai perang dunia 1 (1798-1914 M.
a. Periode Nabi Muhammad dan kebangkitan islam (571-632 M)
b. Periode Khulafa al-Rosyidin (632-661 M)
c. Zaman Bani Ummayyah (661-749 M)
d. Zaman Abbasiyah I (750-847 M)
e. Zaman Abbasiyah II (847-1055 M)
f. Zaman Abbasiyah terakhir (1055-1258 M)
g. Timur tengah setelah baghdad jatuh (1258-1520 M)
h. Timur tengah sampai abad -18 (1520-1800 M)
i. Timur tengah pada abad -19 dan ke-20 sampai perang dunia 1 (1798-1914 M.
Banyak
sekali keberhasilan Islam dan kontribusi dunia Islam dalam perkembangan keilmuan
di Dunia. Pun, kekurangan-kekurangan yang dapat dijadikan pembelajarn hari
ini.
Namun
yang pasti Islam sebagai sebuah agama berhasil membangun sebuah peradaban besar
yang menguasai dunia. Sebuah peradaban besar tentu akan mengalami tentangan
yang besar pula. Ini datang dari bangsa
lain yang menginginkan keberhasilan tersebut.
Maka dari itu tujuan dari semua bangsa adalah berlomba-lomba untuk
menguasai bangsa lain. Bila pada zaman dahulu perluasan wilayang dilakukan
dengan angkat pedang dan pertumpahan darah, berbeda dengan abad modern dewasa
ini. Kebutuhan kita pada saat ini bukanlah kekuatan otot namun secara otak.
Bila
pada masa dahulu masih sangat banyak
ilmuan Muslim yang berhasil mengguncang dunia dengan penemuan-penemuannya, agak
ironis yang terjadi sekarang ini. Bahkan pengkotak-kotakan ilmu pengetahuan
terjadi dikalangan umat Islam terhadap macam ilmu pengetahuan. Bahwa banyak
Ulama menganggap bahwa yang wajib dipelajari adalah hanya ilmu tentang Agama,
bahkan sebatas membahas fiqih yang
justru tak jarang membatasi kreativitas manusia. Ulama pada zaman dahulu
mempelajari bukan hanya pada satu bidang keilmuan saja, namun semua bidang
keilmuan dipelajari hingga ke akar-akarnya. Banyak keilmuan yang harusnya
dipelajari oleh umat Islam pada saat ini, namun karena pengaruh revolusi
industri menyebabkan keilmuan yang diajarkan di sekolah-sekolah hanya untuk
industrialisasi manusia.
Hal-hal
yang pada dasarnya penting diajarkan seperti nilai-nilai kemanusiaan sejak dini
malah belum tersentuh melalui pendidikan. Secara tidak sadar bahwa kita
sekarang telah mengalami kolonialisme modern yang masuk sampai pada ranah
pendidikan. Kita sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar harusnya dapat
merumuskan sebuah sistem pendidikan yang menyentuh aspek keislaman dengan
nilai-nilai kenabian tanpa mendiskreditkan cabang keilmuan tertentu. Hal ini
pemakalah pandang perlu untuk menanamkan basis karakteristik yang kuat untuk
umat Islam.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sengaja
saya paparkan mengenai peradaban Barat dan Peradaban Islam dengan tujuan kita
dapat dengan jelas melihat bagaimana sebuah peradaban mengangkat sebuah Bangsa
dan akan dikenang eksistensinya bukan hanya oleh satu generasi saja, bahkan
generasi-generasi berikutnya. Tidak terbatas pada objek kajian yag dibahas.
Intinya adalah sebuah peradaban terlihat sangat indah dan terasa manis
menggoda.
Maka
dari itu sebuah peradaban pasti akan menjadi cita-cita bersama oleh semua
bangsa. Sebagai catatan bahwa peradaban besar tidak dibangun dengan tiupan
angin semata, ada usaha didalamnya yang menjadikannya besar. Sebagai pemuda
Islam yang berada di negara Indonesia dimana menjadi negara dengan mayoritas
penduduknya beragama Islam terbesar harusnya kita bisa menjadi penggerak spirit
dan menjadi garda terdepan dalam membangun kembali kejayaan yang pernah Islam raih pada masa lampau.
Kehidupan
pragmatisme yang sudah semakin menjalar dewasa ini memang salah satu penghalang
bagi tercapainya tujuan diatas. Memperbanyak kajian-kajian keilmuan harusnya
menjadi makanan wajib bagi para pemuda. Tidak peduli ilmu macam apa yang akan
dipelajari, sekalipun ilmu yang kelihatan oleh orang banyak seolah menjadi ilmu
dunia, hal ini pun akan menjadi kontribusi umat Islam yang nantinya juga akan
menjadi ilmu akhirat juga. Contohnya seperti ini, orang yang mempelajari ilmu
fisika bila dilakukan secara sungguh-sungguh dia akan menjadi pakar dalam
bidang tersebut, yang nantinya berlanjut pada terkenalnya dia diseluruh dunia.
Inilah yang menunjukkan taring umat Islam di kancah Internaional. Namun
sayangnya kefokusan dalam mempelajari keilmuan inilah yang belum dimiliki oleh
kebanyakan umat Muslim.
Bangsa
Yahudi sampai sekarang menjadi bangsa yang cukup disegani dan ditakuti, bahkan
menjadi ancaman oleh bangsa lain hal ini
tidak terjadi dengan sendirinya. Mereka bahkan memikirkaan dari hal paling
kecil. Pengembangan masyarakat dimulai dari hal paling kecil. Misalnya, sejak
masih dalam kandungan bayi Yahudi akan mendapatkan perlakuan yang sangat
istimewa. Mereka akan memberikan pendidikan pranatal kepada calon buah hatinya,
dengan cara para ibu akan belajar matematika, membaca buku setiap hari, dan
mendengarkan musik klasik. Bahkan untuk para ayah, mereka rela meninggalkan
sementara kebiasaan mereka untuk merokok selama agar istrinya mengandung guna menjaga kesehatan
mereka.
Hal-hal
diatas sengaja pemakalah tulis bukan dengan tujuan agar masyarakat
mengelu-elukan bangsa Yahudi. Namun, agar kita bisa belajar dari mereka tentang
apa saja yang sekiranya baik untuk diterapkan di bangsa kita.karena diakui atau
tidak bangsa Yahudi sampai sekarang merupakan bangsa yang paling cerdas
dibanding yang lainnya. Dengan bukti berbagai penemuan dan penguasaan dunia
melalui bidang-bidang keilmuan sampai sekarang masih dipegang oleh mereka.
Mereka bukan bangsa yang memiliki kuantitas banyak, namun lebih mengedepankan
kualitas.
B.
Penutup
Demikianlah
makalah ini saya susun. Dengan harapan kita semua dapat mengambil pelajaran
dari materi di atas. Karena terbatasnya referensi yang saya dapatkan, maka
kekurangan pasti terdapat dalam makalah ini. Kritik dan saran senantiasa saya
nantikan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Badri Yatim,M.A. Historiografi Islam.
Maulidiah,
riska. Manusia dan peradaban dan dinamika
peradaban global. http;//manusia-dan-peradaban-dan-dinamika.html/ diakses
pada hari selasa, 10 maret 2015 pukul 21:16 WIB.
Muhayyan,
mujahidin. faktor-faktor pembentuk
peradaban. http://faktor pembentuk.html/ diakses pada hari minggu, 8 maret
2015 pukul 15:05 WIB.
Prof.
Dr. Sunanto, musyrifah . Sejarah
Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm. 94
Dr. Badri Yatim,M.A, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003,
hlm 1-3
http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani_Kuno
. diakses pada: Selasa 10 Mei 2015 pkl 15.24
[1] Drs. H. Badri Yatim,M.A. Historiografi Islam.
[2]
Maulidiah, riska “Manusia dan peradaban dan dinamika peradaban global” http;//manusia-dan-peradaban-dan-dinamika.html/
diakses pada hari selasa, 10 maret 2015 pukul 21:16 WIB.
[3] Dr.
Badri Yatim,M.A, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2003, hlm 1-3
[4]
Maulidiah, riska “Manusia dan peradaban dan dinamika peradaban global” http;//manusia-dan-peradaban-dan-dinamika.html/
diakses pada hari selasa, 10 maret 2015 pukul 21:16 WIB.
[5] Muhayyan, mujahidin. “faktor-faktor pembentuk
peradaban” http://faktor pembentuk.html/ diakses pada hari minggu, 8 maret 2015
pukul 15:05 WIB.
[6] Prof.
Dr. Sunanto, musyrifah “Sejarah Peradaban Islam Indonesia” (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010) hlm. 94
[7] http://id.wikipedia.org/wiki/Yunani_Kuno
. diakses pada: Selasa 10 Mei 2015 pkl 15.24
0 komentar:
Posting Komentar