RSS
Facebook
Twitter

Minggu, 13 September 2015

Tanggung Jawab dalam Pendidikan Islam


          Dalam islam konsep tanggung jawab melekat pada konsep amanah. Amanah adalah suatu sistem nilai yang melekat pada diri manusia karena begitu kita hidup dan mengenyam kehidupan yang merupakan pemberian Tuhan, kita harus mempertanggungjawabkan kepada-Nya, karena kehidupan manusia berbeda dengan kehidupan makhluk lainnya.[1]
            Tanggung jawab dalam pendidikan islam dibebankan pada orang tua atau keluarga, mayarakat, negara dan diri sendiri sebagai subjek didik.
A.    Orang Tua atau Keluarga
1.      Anak sebagai Amanah
Selain sebagai dambaan orang tua anak juga sebagai amanah dari tuhan. Orang tua diminta pertanggung jawabannya, apakah anak-anaknya mampu mengemban peran, tugas dan tujuan hidupnya. Dengan demikian kita tidak boleh terlalu bangga dengan anak-anak kita karena kita sedang dalam ujian, yang lulus tidaknya masih dipertanyakan. Kiranya sikap yang paling utama adalah bersyukur. Untuk mewujudkan rasa syukur hendaknya dengan berusaha mengasuh, memelihara dan membimbingnya dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Nabi bersabda :
2.      Keluarga yang Kondusif bagi Pendidikan
Keluarga berawal dari suami istri, kemudian lahirlah seorang anak. Keluarga merupakan tempat berinteraksi yang pertama bagi anak yang merupakan awal proses pembentukan kepribadian anak melalui internalisasi nilai-nilai yang terpantul dari emosi, minat, sikap dan perilaku orang tuanya.
Pedoman keluarga yang kondusif bagi pendidikan:
a.       Tujuan berumah tangga untuk mendapatkan ketenangan, ketentraman dan kedamaian dengan dilandasi saling cinta dan kasih sayang.[2]
b.      Memilih pasangan yang ideal dengan mengutamakan persyaratan akhlak dan agamanya.[3]
c.       Menyadari dan memenuhi hak serta tanggung jawab masing-masing.[4]

3.      Fungsi Keluarga dalam Pendidikan
Pendidikan dalam keluarga merupakan pembentukkan landasan kepribadian anak.[5]
Fungsi utama keluarga:
a.       Menanamkan iman dan tauid
b.      menumbuhkan sikap hormat dan bakti pada orang tua
c.       menumbuhkan semangat bekerja dengan penuh kejujuran
d.      mendorong anak untuk taat beribadah (terutama sholat)
e.       menanamkan cinta kebenaran (ma’ruf) dan menjauhi yang buruk (munkar)
f.       menanamkan jiwa sabar dalam menghadapi cobaan
g.      menumbuhkan sikap rendah hati, tidak angkuh dan sombong dalam bergaul
h.      menanamkan sikap hidup sederhana
Fungsi tersebut akan berhasil bila kita memberikan cntoh kepada anak-anak, karena sifat anak-anak yang sukanya meniru orang tuanya. Dengan suasana rumah tangga yang nyaman, tentram dan damai maka anak akan kondusif untuk belajar.
B.     Masyarakat
Masyarakat adalah suatu faktor yang pokok mempengaruhi pendidikan, selain sebagai arena tempat berkisarnya pendidikan. Selain itu masyarakat juga menjadi tempat mengembangkan interaksi anak setelah berinteraksi dengan keluarga. Karena pada dasarnya manusia adalah mkhluk sosial yang saling membutuhkan. Di masyarakatlah ana-anak mulai mengembangkan sosialisasinya.[6]

C.    Pemerintah
Selain menjadi aparatur negara, pemerintah juga menjadi penanggung jawab pendidikan. Pemerintah dalam membangun negaranya harus memiliki tunas-tunas didik yang baik, jadi pemerintah harus memiliki program pendidikan secara umum ataupun secara islam dengan baik untuk membangun dan merubah negaranya menjadi lebih baik.[7]

D.    Diri Sendiri
Selain orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam tanggung jawab pendidikan anak juga harus memiliki rasa tanggung jawab kepada dirinya sendiri. Jika dari orang tua, masyarakat dan pemerintah telah mendukung dan memberikan sarana yang cukup namun dari diri kita sendiri tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam mencari ilmu atau dalam pendidikan maka semuanya akan sia-sia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab pendidikan akan berjalan apabila orang tua (keluarga), masyarakat, pemerintah dan dari dalam diri sendiri berjalan dengan imbang.[8]









DAFTAR PUSTAKA


  Achmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan. Aditya Media : Yogyakarta.hlm 89
  Surat Ar-rum: 21
  Sunan Ibn. Majah. Juz 1. hlm. 572
  Sahih Bukhari. Juz 1. hlm 160
  Achmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan. Aditya Media: Yogyakarta.hlm 93
  Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang.hlm 243
  Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang. hlm240
  Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang. hlm241





[1] Achmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan. Aditya Media : Yogyakarta.hlm 89
[2]Surat Ar-rum: 21
[3]Sunan Ibn. Majah. Juz 1. Hlm. 572
[4]Sahih Bukhari. Juz 1. Hlm 160
[5] Achmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan. Aditya Media: Yogyakarta.hlm 93
[6] Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang.hlm243
[7] Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang. hlm240
[8] Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang. hlm241

0 komentar:

Posting Komentar

  • Blogger news

  • Blogroll

  • About