Dalam
islam konsep tanggung jawab melekat pada konsep amanah. Amanah adalah suatu sistem nilai yang melekat pada diri manusia
karena begitu kita hidup dan mengenyam kehidupan yang merupakan pemberian
Tuhan, kita harus mempertanggungjawabkan kepada-Nya, karena kehidupan manusia
berbeda dengan kehidupan makhluk lainnya.[1]
Tanggung jawab dalam pendidikan
islam dibebankan pada orang tua atau keluarga, mayarakat, negara dan diri
sendiri sebagai subjek didik.
A.
Orang
Tua atau Keluarga
1.
Anak
sebagai Amanah
Selain
sebagai dambaan orang tua anak juga sebagai amanah dari tuhan. Orang tua
diminta pertanggung jawabannya, apakah anak-anaknya mampu mengemban peran,
tugas dan tujuan hidupnya. Dengan demikian kita tidak boleh terlalu bangga
dengan anak-anak kita karena kita sedang dalam ujian, yang lulus tidaknya masih
dipertanyakan. Kiranya sikap yang paling utama adalah bersyukur. Untuk
mewujudkan rasa syukur hendaknya dengan berusaha mengasuh, memelihara dan
membimbingnya dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Nabi bersabda :

2.
Keluarga
yang Kondusif bagi Pendidikan
Keluarga
berawal dari suami istri, kemudian lahirlah seorang anak. Keluarga merupakan
tempat berinteraksi yang pertama bagi anak yang merupakan awal proses
pembentukan kepribadian anak melalui internalisasi nilai-nilai yang terpantul
dari emosi, minat, sikap dan perilaku orang tuanya.
Pedoman keluarga yang kondusif bagi
pendidikan:
a. Tujuan
berumah tangga untuk mendapatkan ketenangan, ketentraman dan kedamaian dengan
dilandasi saling cinta dan kasih sayang.[2]
b. Memilih
pasangan yang ideal dengan mengutamakan persyaratan akhlak dan agamanya.[3]
c. Menyadari
dan memenuhi hak serta tanggung jawab masing-masing.[4]
3.
Fungsi
Keluarga dalam Pendidikan
Pendidikan
dalam keluarga merupakan pembentukkan landasan kepribadian anak.[5]
Fungsi utama keluarga:
a. Menanamkan
iman dan tauid
b. menumbuhkan
sikap hormat dan bakti pada orang tua
c. menumbuhkan
semangat bekerja dengan penuh kejujuran
d. mendorong
anak untuk taat beribadah (terutama sholat)
e. menanamkan
cinta kebenaran (ma’ruf) dan menjauhi yang buruk (munkar)
f. menanamkan
jiwa sabar dalam menghadapi cobaan
g. menumbuhkan
sikap rendah hati, tidak angkuh dan sombong dalam bergaul
h. menanamkan
sikap hidup sederhana
Fungsi tersebut akan berhasil bila kita
memberikan cntoh kepada anak-anak, karena sifat anak-anak yang sukanya meniru
orang tuanya. Dengan suasana rumah tangga yang nyaman, tentram dan damai maka
anak akan kondusif untuk belajar.
B.
Masyarakat
Masyarakat
adalah suatu faktor yang pokok mempengaruhi pendidikan, selain sebagai arena
tempat berkisarnya pendidikan. Selain itu masyarakat juga menjadi tempat
mengembangkan interaksi anak setelah berinteraksi dengan keluarga. Karena pada
dasarnya manusia adalah mkhluk sosial yang saling membutuhkan. Di masyarakatlah
ana-anak mulai mengembangkan sosialisasinya.[6]
C.
Pemerintah
Selain
menjadi aparatur negara, pemerintah juga menjadi penanggung jawab pendidikan.
Pemerintah dalam membangun negaranya harus memiliki tunas-tunas didik yang
baik, jadi pemerintah harus memiliki program pendidikan secara umum ataupun
secara islam dengan baik untuk membangun dan merubah negaranya menjadi lebih
baik.[7]
D.
Diri
Sendiri
Selain
orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam tanggung jawab pendidikan anak juga
harus memiliki rasa tanggung jawab kepada dirinya sendiri. Jika dari orang tua,
masyarakat dan pemerintah telah mendukung dan memberikan sarana yang cukup
namun dari diri kita sendiri tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam mencari
ilmu atau dalam pendidikan maka semuanya akan sia-sia.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab pendidikan akan berjalan apabila orang
tua (keluarga), masyarakat, pemerintah dan dari dalam diri sendiri berjalan
dengan imbang.[8]
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan. Aditya Media :
Yogyakarta.hlm 89
Surat Ar-rum: 21
Sunan Ibn. Majah. Juz 1. hlm. 572
Sahih Bukhari. Juz 1. hlm 160
Achmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan. Aditya Media:
Yogyakarta.hlm 93
Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra:
Semarang.hlm 243
Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra:
Semarang. hlm240
Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam. PT.Pustaka Rizki Putra:
Semarang. hlm241
[1] Achmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan.
Aditya Media : Yogyakarta.hlm 89
[2]Surat Ar-rum: 21
[3]Sunan Ibn. Majah. Juz 1. Hlm. 572
[4]Sahih Bukhari. Juz 1. Hlm 160
[5] Achmadi. 1992. Islam sebagai paradigma ilmu pendidikan.
Aditya Media: Yogyakarta.hlm 93
[6] Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam.
PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang.hlm243
[7] Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam.
PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang. hlm240
[8] Uhbiyati, nur. 2013. Dasar-dasar ilmu pendidikan islam.
PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang. hlm241
0 komentar:
Posting Komentar